Senin, 07 Januari 2019

Hilangnya Rasa Saling Meghargai

      Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di sekeliling kita, dapat kita saksikan bahwa manusia yang hidup pada zaman ini sudah banyak yang tidak memiliki rasa saling menghargai. Dengan mudahnya manusia saat ini tidak memanusiakan manusia, dan dengan mudahnya merebut hak orang lain yang seharusnya hak itu harus dihargai sehingga manusia itu menjadi picik dan sombong karena seringnya melupakan bahwa saling menghargai sesama manusia itu sangat penting. Lihatlah ketika orang sudah kehilangan rasa saling menghargai untuk saling mencela antara umat sesama muslim, dan umat beragama lain, ketika dengan mudahnya orang itu menista agama sendiri dan agama lain, dan tidak menghargai apa-apa yang ada dalam agama lain. Serta, ketika opendapat orang lain sudah tidak dihargai dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan lainnya. Perbuatan-perbuatan itu hampir setiap hari terjadi di masyarakat, menghilangkan rasa saling menghargai kepada sesama muslim, menghilangkan rasa saling menghargai kepada sesama manusia, kepada yang lebih tua, dan kepada yang lebih muda. Kata menghargai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti bermacam-macam, di antaranya memberi, menilai,  memandang penting, menghormati, mengindahkan (bermanfaat, berguna).  Sedangkan dalam bahasa arab kata menghargai yaitu tahiyyah yang berarti memandang penting seseorang atau sesuatu karena bermanfaat atau berguna. Seseorang disebut "berharga diri" jika ia sadar bahwa ia bisa memberikan manfaat kepada diri dan orang lain.Sikap saling menghargai merupakan sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim, sehingga dapat menjalin hubungan dengan harmonis. Sebab orang yang dapat menghargai orang lain akan menjaga lisan, sikap dan perbuatan agar tidak menyinggung dan menyakiti orang lain.
Dengan demikian menghargai orang lain dapat diartikan sebagai rasa untuk mengindahkan orang lain beserta pendapatnya dan menghormatinya sehingga sikap kita terhadap orang lain terarahkan dan tidak semena-mena demi menjaga ukhuwah. Bagaimana mungkin kita saling tidak menghargai bahkan saling mencaci-maki, padahal Allah SWT telah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
(QS. Al-Hujurat: 11)

Sikap merendahkan kelompok lain sesama muslim adalah sikap yang jelas-jelas diharamkan Allah SWT dengan firman-Nya. Maka semestinya setiap manusia harus memelihara sikap saling menghargai sesama manusia dan tidak boleh merendahkan ataupun meremehkan seseorang maupun kelompok. Karena jika rasa menghargai ini sudah hilang akan menimbulkan dampak-dampak yang akan merugikan diri sendiri. Beberapa dampak diantaranya yaitu akan hilangnya rasa persaudaraan antar manusia, timbulnya rasa tamak, risau, dan iri. Akibatnya akan terjadi pertengkaran antar individu atau kelompok, dan sulit mendapatkan kepercayaan orang lain.
Fuad bin Abdil Aziz Asy-Syalhub dalam bukunya “Fiqh Adab” menjelaskan bahwa sikap Muslim terhadap Muslim lainnya mestinya saling merendah dan berlemah lembut. Sikap ini dapat mengekalkan persaudaraan di tengah mereka juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara mereka. Sedangkan takabbur dan meremehkan orang lain adalah sebab sebagian di antara mereka menjauhi sebagian lainnya yang bisa jadi akan memutuskan tali persaudaraan.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya  ”Tidak termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang yang lebih muda, dan tidak mengerti hak-hak orang yang lebih tua. Bukanlah termasuk golonganku orang yang menipu kami.Seorang mukmin tidak dikatakan beriman sehingga ia mencintai orang mukmin lain, seperti mencintai diri sendiri.” (HR.Thabrani)
Dari hadits diatas, kita dapat menyimpulkan betapa pentingnya menghargai,mencintai mukmin yang lebih muda maupun yang lebih tua. Dan lebih pentingnya lagi kita harus mencintai mukmin lain seperi kita mencintai diri sendiri. Namun, yang terjadi saat ini adalah sebaliknya. Tidak ada lagi kata saling menghargai, saling mencintai, apalagi mencintai mukmin lain seperti mencintai diri sendiri. Seakan-akan kata itu sudah hilang di masyarakat saat ini karena beberapa penyebab yang muncul yang menyebabkan hilangnya rasa saling menghargai, yaitu :
Manusia yang berdosa apalagi yang bergelimang dosa (dikuasai dosa) akan sulit menghargai orang lain. Jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiri pun sulit. Karena orang berdosa cenderung menganggap dirinya najis, kotor, dan tidak berharga, perlakuan terhadap orang lain cenderung seperti itu juga.
Egoisme, yaitu sikap mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Selama seseorang masih tetap bersikap egois, maka dia akan sulit untuk menghargai orang lain bahkan kemungkinan bisa terjadi menghancurkan orang lain.
Merasa lebih dibandingkan lainnya. Penyebab lain adanya sebagian orang yang selalu merasa dirinya di atas yang lain atau menganggap dirinya lebih tinggi/hebat dari orang lain.
Ketidakmampuan menolak segala pengaruh yang negatif
Ketidakmampuan menolak segala pengaruh yang negatif disebut juga keinginan rendah dalam diri, antara lain iri hati, dengki, gengsi, jaga image, malas memberi pujian. Selain itu, orang takut harga diri hilang jika memberi penghargaan terhadap orang lain dan tidak bisa menerima kelebihan orang lain.
Dari sebab-sebab diatas, maka kita harus berusaha memulihkan rasa saling menghargai itu agar kembali muncul pada diri sendiri. Karena bersikap hormat dan menghargai seseorang dan karyanya merupakan tindakan terpuji.
Langkah terbaik yang harus kita lakukan untuk membangun sikap menghargai orang lain (Tahiyyah) antara lain adalah :

Membuka hati untuk menerima kebenaran, dan membersihkannya dari segala hal yang negatif. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang menyesali diri akan menunggu rahmat. Orang yang ujub (bangga diri) menunggu murka Allah"(HR Bukhari).
Semangat bersilaturahim harus ditingkatkan. Dari silaturahim akan lahir saling kenal (ta'aruf), saling berlapang dada (shilatush shadr), saling menjalin ikatan hati (ta'alluf), dan semangat bekerja sama (shilatul amal).
Berpikir sempit dan negatif harus disingkirkan; sebaliknya, berpikir luas dan positif harus ditumbuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar